
Memasuki pasar baru membutuhkan pendekatan yang strategis, terlebih di negara dengan populasi besar dan kompleksitas budaya seperti Indonesia. Bagi brand internasional yang ingin membangun kehadiran dan menciptakan dampak nyata sejak hari pertama, iklan Out-of-Home (OOH) menjadi salah satu langkah paling efektif untuk menciptakan awareness yang kuat dan cepat.
Artikel ini mengulas bagaimana sebuah merek baru dapat merancang strategi OOH yang sukses di Indonesia khususnya di Jakarta dalam 30 hari pertama peluncuran.
Tujuan Utama di Fase Awal
Saat pertama kali memasuki pasar Indonesia, prioritas brand umumnya mencakup beberapa hal:
- Memperkenalkan nama dan identitas visual brand ke audiens lokal
- Membentuk persepsi positif dan relevan secara budaya
- Menciptakan kehadiran yang nyata di ruang publik
- Mengarahkan audiens ke kanal digital atau lokasi penjualan
Iklan OOH, bila digunakan dengan tepat, mampu mendukung keempat tujuan ini secara simultan.
Menentukan Lokasi dan Format Media
Kunci efektivitas iklan OOH di Indonesia terletak pada pemilihan lokasi yang relevan dan format media yang sesuai dengan kebiasaan lokal.
1. Fokus pada Wilayah Berkepadatan Tinggi
Kota besar seperti Jakarta menawarkan banyak titik strategis dengan trafik yang tinggi baik kendaraan maupun pejalan kaki. Beberapa area prioritas sebagai berikut:
- Koridor Sudirman-Thamrin – pusat bisnis dan pemerintahan
- Tol Dalam Kota dan akses ke bandara – cocok untuk iklan berukuran besar
- Stasiun MRT/LRT, KRL dan halte TransJakarta – ideal untuk brand yang ingin menjangkau kaum urban
- Kawasan pusat gaya hidup (Senayan, SCBD, Kemang) – cocok untuk brand fashion, teknologi, atau F&B
2. Gunakan Kombinasi Format Statis dan Digital
Penggunaan format beragam dapat meningkatkan frekuensi paparan dan memperluas jangkauan:
- Billboard konvensional untuk membangun awareness secara luas
- Digital OOH (LED) untuk pesan yang dinamis dan terhubung dengan kampanye online
- Branding kendaraan (mobil atau motor) untuk mobilitas dan paparan tambahan di berbagai rute
- Video screen indoor di pusat perbelanjaan dan gedung perkantoran
Integrasi dengan Kampanye Digital
OOH tidak berjalan sendiri. Kampanye offline yang terhubung dengan kanal digital akan memperkuat hasil dan meningkatkan keterlibatan audiens.
Contoh strategi terintegrasi:
- Gunakan QR code di billboard yang mengarahkan ke halaman promo atau media sosial
- Sinkronisasi visual dan pesan antara iklan OOH dan konten Instagram/TikTok
- Dorong user-generated content dengan hashtag khusus kampanye
- Lacak performa digital yang berasal dari area tempat iklan OOH ditampilkan
Rencana Aktivasi 30 Hari Pertama
Berikut kerangka waktu ideal bagi brand baru:
Minggu 1–2: Momen Perkenalan Visual
- Tampilkan elemen identitas brand (logo, warna, tagline) secara besar-besaran
- Fokus di titik lalu lintas utama dan pusat kota
Minggu 3: Narasi Brand dan Ajakan Tindakan
- Perkenalkan nilai unik brand dan manfaat produk
- Tambahkan call-to-action yang mengarahkan ke website atau toko (offiline store) jika tersedia
Minggu 4: Aktivasi Sosial & Relevansi Lokal
- Integrasi dengan momentum lokal (cuaca, event dan tren sosial media)
- Dorong interaksi online melalui konten kampanye berbasis lokasi
Ukur dan Evaluasi Dampak
Meski OOH bersifat offline, dampaknya dapat diukur melalui beberapa indikator:
- Kunjungan ke website atau landing page dari area tertentu
- Peningkatan pencarian brand di Google Trends
- Engagement di media sosial saat kampanye berlangsung
- Survei brand awareness melalui mitra riset
Kesimpulan
Bagi brand internasional yang ingin mengukuhkan kehadirannya di Indonesia, OOH bukan sekadar alat promosi tetapi langkah awal membangun koneksi emosional dan visual dengan masyarakat. Dengan strategi yang tepat, paparan yang konsisten, dan integrasi digital, iklan OOH dapat membantu membentuk persepsi positif dan mempercepat pertumbuhan brand dalam waktu singkat. Jika anda merencanakan peluncuran produk di Indonesia, pertimbangkan untuk menjadikan OOH sebagai pondasi awal strategi komunikasi anda.